Edisi 7 Trans Warta. Kemenhub Pertimbangkan Moratorium Trayek Baru Lion Air

Kementerian Perhubungan tengah mempertimbangan moratorium atau penghentian sementara izin trayek baru bagi Lion Air karena maskapai tersebut kerap mengalami keterlambatan atau delay sehingga merugikan konsumen.

“Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Pak Herry Bakti, sedang menghitung-hitung. Itu merupakan opsi,” kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, keputusan moratorium merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan sebagai regulator. Namun, pemerintah terlebih dahulu akan menyesuaikan kapasitas bandar udara dan mengatur navigasi, juga menyangkut jam operasional bandara. Setelah audit selesai, pemerintah akan memutuskan jadi atau tidaknya pemberian moratorium.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Umum PT Lion Air, Edward Sirait, Selasa (12/9) mengatakan, jumlah maskapai Lion Air  yang beroperasi saat ini hanya 95 pesawat. Sementara Lion memiliki 1.300 pilot. Sangat mencukupi jika perbandingannya 1 pesawat : 10 pilot.

Seperti diketahui, keterlambatan Lion Air  yang terjadi pada Minggu (1/9) hingga Senin (2/9) diakibatkan persoalan ketenagakerjaan, yang bermula di Bali. Selama dua hari itu, tercatat sebanyak 55 penerbangan mengalami delay.

“Minggu ini saja ada 35 penerbangan yang delay, 20 flight pada hari Senin,” kata Edward. Keterlambatan jadwal penerbangan (delay) pada Minggu antara 1-6 jam. Sementara keterlambatan pada hari Senin sudah lebih singkat menjadi, 1 hingga 3 jam.

Akibat seringnya delay, Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Kementerian Perhubungan tidak memberikan izin penambahan rute bagi Lion Air untuk sementara waktu. “Paling tidak, Kementerian Perhubungan tidak memberikan izin trayek dulu, khusus untuk Lion Air yang penerbangannya kerap terlambat,” kata Ketua Komisi Perhubungan DPR, Laurens Bahang Dama.

Menurut Laurens, saat ini Dewan tengah membahas kinerja Lion Air. Laurens mengungkapkan, jangan sampai peningkatan kemajuan industri penerbangan malah memberikan pelayanan yang tidak baik bagi masyarakat sebagai konsumen. Terutama jika industri penerbangan Indonesia hanya dikuasai oleh satu maskapai. “Kita lihat saja sekarang Lion Air sudah menggurita di mana-mana dengan sekian ratus pesawatnya,” katanya.

Edisi 7 Trans Seleb. Chyntia Sari Fifty-Fifty

Sering menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk aktifitasnya, Chyntia Sari mengaku puas dengan layanan maskapai plat merah itu. Sejauh ini, pelayanan yang diberikan sudah memuaskan.

“Servisnya oke. Tidak pernah delay dan tepat waktu,” kata wanita kelahiran Surabaya, 24 Desember 1982 itu. Meski saat ini sedang mengambil pendidikan S3 di jurusan Psikologi, Chintya tetap sibuk berkatifitas. Namun dia membatasi diri dan tak mau mengambil job regular karena bakal mengganggu kuliahnya. Seperti diketahui, setelah lulus S1 Manajemen dan S2 Komunikasi, Chyntia kembali melanjutkan pendidikan. Menurutnya, pendidikan sangat penting untuk karir dan kehidupannya.

Mantan co-host acara televisi Bukan Empat Mata itu mengatakan Garuda Indonesia adalah maskapai yang tepat waktu. Jam pemberangkatan tidak pernah molor.  “Kalau terlamat bukan karena delay di Garuda tapi karena traffic di bandara yang sangat padat,” lanjut Chyntia.

Dia melanjutkan, lalu lintas pesawat di Bandara Soekarno Hatta sudah sangat padat sehingga pesawat harus antre. “Kayaknya harus dibangun terminal baru lagi,” tambah wanita berhidung mancung dan bertubuh langsing itu.

Ketika ditanya mengenai layanan WiFi di atas pesawat yang akan diberikan oleh Garuda Indonesia, pemilik single Touch Me ini menjawab antara setuju dan tidak. “Fifty-fifty,” kata Chyntia. Di satu sisi dia setuju dengan layanan canggih itu karena akan mempermudah penumpang untuk mengakses internet sehingga mereka tetap terhubung dengan pihak lain meski sedang melakukan penerbangan.

“Itu layanan yang luar biasa,” jelasnya. Melalui layanan WiFi, penumpang tetap bisa mengirim email maupun mengadakan kontak melalui media sosial. Dengan demikian, mereka tetap bisa menjalankan aktifitas bisnisnya.

Lalu di mana ketidaksetujuan Chyntia? Dia tidak setuju pemberian layanan ini jika ternyata akses WiFi di atas pesawat bisa mengganggu keselamatan penerbangan. “Warga kita bisa disiplin nggak?” tanya Chyntia.

Wanita yang pintar menyanyikan lagu Pop Jawa ini memberi contoh, permintaan untuk mematikan ponsel saat peswat melakukan take off dan landing sering  dilanggar penumpang. Sebagian penumpang tetap asyik menelopon atau mengirim SMS meski pesawat tengah tinggal landas. Bahkan, ada penumpang yang marah ketika diingatkan agar mematikan ponselnya.

Maskapai harus bisa mendisiplinkan penumpang agar menaati aturan yang ada jika layanan WiFi benar-benar dijalankan.  Karena pelanggaran terhadap aturan itu bisa mengganggu keselamatan seluruh penumpang. Seperti diketahui penggunaan alat-alat elektronik saat pesawat tinggal landas bisa mengganggu sinyal sehingga membahayakan penerbangan.

Layanan WiFi di atas pesawat baru bisa dipakai jika pesawat terbang di atas  ketinggian 10.000 kaki. Layanan berbasis WiFi yang boleh digunakan antara lain adalah untuk browsing internet, social network, email dan instant messaging.

Secara umum, lanjut Chyntia, layanan Garuda Indonesia sudah baik. Tetapi dia tak mau membandingkan dengan layanan maskapai domestik lainnya. “Kalau dibandingkan dengan maskapai lokal lain ya nggak bisa. Kalau mau membandingkan dengan maskapai luar negeri yang layanannya setara,” jelasnya.

Kendati demikian, dia mengingatkan Garuda untuk meningkatkan keramahan pramugari, terutama pramugari senior. “Untuk penerbangan internasional sebaiknya pakai pramugari yang muda,” katanya. Beberapa pramugari yang sudah berumur, jarang tersenyum di atas pesawat. Chyntia menduga mereka kecapaian. Padahal, pramugari memberikan kesan pertama bagi penumpang.

Kegundahan Chyntia sebenarnya sudah dirasakan oleh Garuda Indonesia. Belum lama ini mereka sudah melakukan rekrutmen besar untuk mencari awak kabin yang berusia muda. Mereka ini yang akan menjadi ujung tombak Garuda dalam penerbangan selanjutnya, menggantikan para senior. “Yang senior kan bisa di office,” lanjut Chyntia. (BR)

Edisi 7 Trans Warta. Bandara Tronojoyo Beroperasi Akhir 2013

Pemerintah Kabupaten Sumenep menargetkan Bandara Trunojoyo dapat beroperasi untuk penerbangan pesawat komersial paling lambat akhir 2013. Pasalnya, pembangunan perpanjangan landasan pacu atau runway sepanjang 1,4 kilometer segera tuntas.

Untuk pembangunan bandara ini, anggaran yang disiapkan oleh Pemkab selama 2012 sebesar Rp 2,3 miliar, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp 3,5 miliar yang mendahului Perubahan Akhir Keuangan (PAK) di APBD tahun 2013.

“Anggaran tersebut untuk lanjutan pembebasan tanah tahun 2011.  Dan usaha menambah  landasan pacu diperkuat lagi di tahun 2013 ini,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sumenep, Heri Kuncoro.

Heri menargetkan,  penyelesaian landasan pacu bertaraf nasional atau untuk penerbangan pesawat komersial sudah bisa diselesaikan pada tahun 2013 ini. Pada tahun 2013 juga diharapkan sudah bisa beroperasi pesawat komersial. “DPR pun berharap landasan pacu sepanjang 1,4 kilometer tuntas. Dengan landasan pacu 1,4 kilometer pesawat komersial jenis ATR  berpenumpang 72 orang bisa terbang dan mendarat mulus,” papar Heri.

Dwi Ariyanto, Kepala Satuan Kerja (Satker) Bandara Trunojoyo, menambahkan sambil menunggu perluasan runway, Bandara Trunojoyo Sumenep akan membuka jalur penerbangan perintis. Jalur tersebut akan menempuh rute Sumenep – Gresik – Banyuwangi.

“Rencana itu sudah kita bahas bersama antara ketiga pimpinan di tiga kabupaten yakni Sumenep, Gresik dan Banyuwangi dan dari Kementerian Perhubungan yang ada di Banyuwangi. Hasilnya positif dan hanya tinggal menunggu realisasi kesepakatan tersebut,” ujar Dwi.

Dwi menambahkan, untuk penerbangan perintis biasanya selalu dilayani pesawat kecil berkapasitas 14 penumpang. Jalurnya, pesawat kecil tersebut dari Bawean terbang ke Sumenep. Dari Sumenep akan ganti pesawat yang lebih besar jenis pesawat ATR72 milik Wing Air menuju Bandara Juanda Surabaya atau ke Banyuwangi. (BR)

Edisi 7 Trans Histori. Bus Tingkat Tenaga Kuda

Tahukah Anda jika dahulu kala bus tingkat (double decker bus) ditarik dengan tenaga kuda, bukan mesin diesel. Bus tingkat ini pertama kali dioperasikan di Perancis dan Inggris dengan tujuan menyediakan angkutan murah karena penumpang cukup membayar setengah dari tarif biasanya.

Perusahaan yang pertama kali memproduksi bis tingkat, disebut juga omnibus, adalah Adams & Co.  Bus tingkat mulai dikomersialkan tahun 1847. Saat itu bagian atas kendaraan diisi bangku panjang dengan atap terbuka. Mereka yang duduk di atap, cukup membayar setengah dari penumpang di dalam kabin.

Namun bus ini kurang populer. Tahun 1852 John Greenwood mengenalkan bus tingkat dengan dek atas yang lebih besar sehingga harus ditarik oleh tiga kuda. Tempat duduk menghadap ke depan dan memuat 42 penumpang. Dilengkapi tangga untuk naik ke dek atas. Inovasi tersebut lumayan berhasil. Beberapa wanita sudah mau naik ke dek atas dengan memanfaatkan tangga.

Ganti Mesin

Sejak ditemukannya mesin uap dan diesel, popularitas bus tingkat makin meredup. Kalah bersaing dengan kereta api yang menawarkan kenyamanan dan kecepatan. Tarif pun murah. Bus tingkat tenaga kuda akhirnya berhenti beroperasi. Bus tingkat yang ditarik kuda di London berhenti beroperasi pada 4 Agustus 1914. Di pedesaan Inggris masih terus dipakai sampai 1932.

Bus tingkat bermesin pertama kali diproduksi tahun 1923 oleh AEC (Associated Equipment Company) dengan tipe NS. Bus NS sudah tergolong mewah untuk saat itu karena memiliki bangku berlapis kain, bukan bangku kayu seperti sebelumnya. Dek bagian atas sudah tertutup sehingga bisa bersaing dengan trem/kereta yang saat itu sangat populer.

Bus tingkat tipe NS bisa bersaing dengan trem karena bus lebih fleksibel memasuki jalur-jalur baru, berbeda dengan trem yang harus berjalan di atas rel yang sudah dibuat. Padahal, saat itu pembangunan pemukiman baru sedang gencar-gencarnya. Tipe NS diproduksi hingga tahun 1937.

Revolusi teknologi bus tingkat terjadi tahun 1954 dengan kelahiran Routemaster di London. Bus ini menggunakan teknologi canggih saat itu. Konstruksi bus unik. Bagian depan membawa mesin, kemudi dan suspensi depan, bagian belakang membawa poros dan roda belakang. Fitur lain yang dianggap maju pada saat itu adalah power steering, transmisi otomatis dan rem hidrolik. Desain routemaster yang membuatnya lebih ringan dan lebih efisien daripada para pesaingnya. Routemaster dengan warna merah cerah menjadi salah satu ikon di London dan terkenal di seluruh dunia.

Bus Tingkat di Indonesia

Bus tingkat pernah poluler di Indonesia (sekitar tahun 1980-an) karena pernah digunakan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, dan Makassar. Bus tingkat di Jakarta dikelola oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD). Bus yang dipakai bermerk Leyland Atlantean dan Volvo Olympian. Sampai tahun 1996, bus tingkat masih bisa ditemui di Jakarta.

Di Solo, bus tingkat mulai digunakan tahun 1983. Tahun 1987, jumlah bus tingkat di Surakarta mencapai 30 buah. Bus yang dikelola oleh Damri ini melayani rute Kartasura – Palur PP. Berbeda dengan bus tingkat di Jakarta, bus di Solo berjalan perlahan-lahan sehingga para penumpang bisa menikmati suasana Solo dengan menyusuri Jalan Slamet Riyadi, kamus Universitas Sebelas Maret sampai ke Palur.

Setelah bus tingkat punah karena dimakan usia, pemkot Surakarta – yang saat itu dipimpin oleh Joko Widodo (Jokowi), kembali menghidupkan bus tingkat. Bukan untuk transportasi umum, namun untuk tujuan wisata. Bus tingkat itu diberi nama Werkudara dan mulai beroperasi 1 April 2011. Bus ini bisa menampung 52 orang. Di bagian bawah yang ber-AC terdapat 22 kursi sedangkan di bagian atas yang sebagian kapnya dapat dibuka terdapat 30 kursi.

Ketika Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia pun ingin kembali menghidupkan bus tingkat untuk menunjang pariwisata di ibukota. Pemprov DKI Jakarta bakal mengoperasikan lima bus tingkat dengan kapasitas 50-60 tempat duduk. Lima bus tingkat yang dibeli seharga Rp 17,5 miliar, akan beroperasi pada Desember 2013.

Selain melayani pusat perbelanjaan, seperti Ratu Plaza atau Sarinah pada tahap pertama, rencananya bus tingkat juga melayani turis lokal dan mancanegara, mulai dari Blok M hingga Monumen Nasional (Monas). Untuk naik bus ini tidak dipungut biaya alias gratis.

Edisi 7 Trans Tekno. Teknologi ITS Hindari Kecelakaan antara Bus dan Mobil Pribadi

Produsen otomotif sudah lama menerapkan intelligent transport system (ITS) pada kendaraan. Namun aplikasi ITS yang dibenamkan pada mobil Mazda Atenza (Mazda6) ASV (advanced safety vehicle)-5 berbeda dengan aplikasi sebelumnya. Piranti canggih ini mampu mengadakan komunikasi antara Mazda Atenza dengan bus umum guna mencegah kecelakaan.

Ujicoba sistem keselamatan terbaru pada Mazda Atenza (Mazda6) ASV-5 dilakukan di jalanan umum pada September 2013. Pengujiann dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga industri, akademi dan pemerintah kota Hiroshima.

Mazda6 atau Atenza akan diikutkan pada ITS World Congress Tokyo ke-20 pada bulan Oktober 2013. Di sana akan didemonstrasikan sistem keamanan masa depan, yaitu bus angkutan umum dan mobil pribadi yang bisa saling berkomunikasi satu dengan lainnya di jalan.

Di Hiroshima, bus umum menjadi bagian sistem transportasi publik penting di kota tersebut. Sistem keamanan baru memungkinan  bus umum dan mobil pribadi saling berkomunikasi karena dilengkapi dengan sensor.

Ujicoba diarahkan untuk verifikasi kemampuan sistem mencegah tabrakan dan membantu teknik mengemudi yang mulus dan aman. Sistem dikembangkan dan diuji oleh Hiroshima Reseach Unit dengan sponsori Hiroshisma ITS Public Road Test Concortium.

Pada tes ini, Mazda juga membuktikan teknologi keamanan yang dibanggakannya, yaitu i-ACTIVSENSE yang sudah digunakan pada beberapa model, termasuk yang dipasarkan di Indonesia, yaitu CX-5 dan Mazda6.

Tentang ITS

Intelligent Transport System (sistem transportasi cerdas) pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pennguna transportasi untuk:

• Mendapatkan informasi.

• Mempermudah transaksi.

• Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi.

• Mengurangi kemacetan atau antrian.

• Meningkatkan keamanan dan kenyamanan.

• Mengurangi polusi lingkungan.

• Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.

 

Penerapan ITS telah dilakukan di negara-negara maju seperti : Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalanya sistem pengumpulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Philipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan indurstri yang terkait antara lain industri automotif, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi.

Ruang Lingkup ITS

Lingkup ITS dapat berbeda pada masing-masing negara tergantung kepada kebijakan yang dibuat. Secara umum ITS mempunyai lingkup-lingkup sebagai berikut:

1. Advanced Traveller Information System

Sistem ini adalah sistem informasi yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang optimal. Sistem ini mampu membantu pengemudi mengontrol kendaraan agar sampai tujuan dengan aman, nyaman dan lancar. Advanced Traveller Information System merupakan terminologi dari ITS Amerika, sedangkan pada ITS Japan mengembangkan jenis Advances Navigation System. Teknologi yang digunakan adalah peta digital berbasis Geographic Information System (GIS), yang dipasang pada on board unit di kendaraan yang mirip dengan PDA (Personal Digital Assistant).

2. Advanced Traffic Management System

Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan pada seluruh rute alternatif yang ada, sehingga kemacetan dapat dihindari atau dikurangi dengan memberikan saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau kecelakaan pada rute yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat memakai rute alternatif. Input informasi di dapat dari sensor-sensor yang terpasang di ruas jalan, misalkan: digital camera video atau cctv, traffic analyzer, traffic counter dan sebagainya.

3. Incident Management System

Incident Management System adalah sistem informasi yang digunakan untuk berbagai kejadian darurat, misalkan kecelakaan, longsor atau bencana lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan sensor-sensor pada Traffic Management System, pengelola jalan atau pihak yang berwenang dapat memperoleh informasi lebih awal. Informasi dapat berupa besarnya kecelakaan, fatalitas kecelakaan, jumlah ambulan yang diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, alat penolong yang harus didatangkan dan sebagainya.

4. Electronic Toll Collection System

Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan prinsip :

• E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.

• Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunikasi antar gerbang tol.

 

Pada beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan tanpa kendaraan harus berhenti. Proses transaksi dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on board unit) dengan computer network di jalan tol.

5. Assistance For Safe Driving

Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang pada kendaraan. Manfaat dari sensor dan komputer pada kendaraaan adalah memberitahukan kepada pengemudi jika tanpa sengaja sang pengemudi melakukan hal-hal: Jarak dengan kendaraan lain terlalu dekat, berada di lajur yang salah, kecepatan terlalu tinggi, dan tTerlalu dekat dengan tepi jalan.

6. Support for Public Transportation

ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya: pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri, monorail dan kereta api. Selain diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api, terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara. Tujuan penerapan ini agar pemakai transportasi umum mendapatkan informasi dan proses transaksi yang nyaman dan cepat.

Edisi 7 Trans Moda Darat. Cegah Kemacetan Distribusi Mobil Murah Harus Merata

Setelah dinanti-nanti cukup lama, akhirnya produsen otomotif mengeluarkan mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC). Astra Group melalui Toyota Agya dan Daihatsu Ayla memelopori peluncurkan mobil murah di pasar. Menyusul kemudian PT Honda Prospect Motor merilis mobil murah Brio Satya.

Meski pasar mobil diprediksi bakal terimbas lesunya ekonomi, namun mobil murah ini diyakini mampu menarik konsumen di segmen pasar compact car. Apalagi harga yang ditawarkan relatif terjangkau dengan iming-iming hemat bahan bakar.

Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sudirman M.R. mengatakan, mobil murah ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi konsumen otomotif di tanah air. “Selain harganya yang terjangkau, mobil ini juga hemat bahan bakar dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Menurut Executive Officer Research and Development ADM, Pradipto Sugondo, masyarakat membutuhkan kendaraan yang handal dan tangguh di kelasnya dengan harga terjangkau. Daihatsu Ayla dibanderol dengan harga mulai Rp 76 juta hingga Rp 106 juta per unit. Sedangkan Toyota Agya dibanderol dengan harga mulai Rp 99 juta hingga Rp 120 juta.

Meski penjualan mobil tahun ini diprediksi bakal menyusut akibat pelambatan ekonomi, namun para produsen otomotif masih optimistis mobil murah ini bakal laris di pasaran. Toto Suryana Wijaya, Chief Operation Officer Astra International-Daihatsu Sales Operation mengatakan, ADM menargetkan bisa menjual Daihatsu Ayla sekitar 3.000 unit sampai 4.000 unit per bulan.

Hingga akhir tahun ini, ADM optimis bisa menjual Daihatsu Agya sebanyak 16.000 unit. Penjualan mobil murah ini diharapkan bisa mengontribusi sekitar 5%-7% dari total penjualan ADM tahun ini. Menurut Direktur Pemasaran ADM, Amelia Chandra, prospek mobil murah bakal lebih cerah jika kelak ekonomi global membaik sehingga membuka peluang ekspor.

Sementara itu Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan memasang target optimistis untuk mobil Agya. “Target kami bisa menjual 2.000 unit hingga 5.000 unit Toyota Agya per bulan,” jelasnya. Sampai akhir 2013, TAM optimistis bisa menjual 15.000 unit mobil Toyota Agya. Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo juga yakin mobil murah ini bakal menarik minat konsumen. “Ini terlihat dari perkembangan kelas menengah dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat,” katanya.

Distribusi Merata

Kemunculan mobil-mobil murah ini, di sisi lain, menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Mereka cemas dengan kemacetan yang akan ditimbulkan oleh kehaditan LGGC, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak terlalu senang dengan peluncuran mobil LCGC ini. Menurut Jokowi, kebijakan pengadaan mobil murah itu bakal menambah parah kemacetan di Ibukota. Namun, mau tak mau, kebijakan itu tetap harus diterimanya. “Jelas (akan tambah macet), tapi ya mau apa? Mau antisipasi gimana?” kata Jokowi.

Kehadiran mobil-mobil dengan harga miring itu juga dinilai bakal mementahkan program Pemerintah Provinsi DKI dalam mengatasi kemacetan. “Nanti kalau kami membuat kebijakan genap-ganjil atau ERP (electronic road pricing) tapi diiringi mobil-mobil baru, ya, percuma,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi tak mungkin dapat menekan pertambahan mobil. Terlebih jika masyarakat diberi kemudahan dalam membeli mobil. Membuat kebijakan di level provinsi, menurut Jokowi, juga tak bisa dilakukan. “Itu, kan, kebijakan nasional,” tuturnya.

Menanggapi kekhawatiran ini, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengaku telah meminta para produsen untuk melakukan distribusi yang lebih merata. “Saya bicara kepada para penjual agar didistribusikannya lebih merata. Jadi, launching itu tak hanya di Jakarta, tapi di daerah-daerah juga,” ujar Hidayat beberapa waktu yang lalu.

Hidayat berharap LCGC bisa masuk ke 500 kota di seluruh Indonesia. Untuk itu, ia mengatakan akan diatur pula distribusinya. Menurut Hidayat, kekhawatiran LCGC sebagai pemicu kemacetan akan bisa diantisipasi jika ada perbaikan dalam manajemen lalu lintas.

“Ada kekhawatiran menimbulkan kemacetan, mungkin saja. Tapi Anda harus berikan hak kepada masyarakat yang berpenghasilan kecil menengah, yang ingin menikmati punya mobil,” imbuhnya.

Edisi 7 Trans Redaksi. Terobosan Kemenhub Ciptakan Tenaga Ahli Transportasi

Permasalahan transportasi yang dihadapi Indonesia sangat pelik. Sebagai negara maritim dengan beribu-ribu pulau, Indonesia harus bisa menyediakan alat transportasi yang aman, nyaman, dan efesien. Transportasi menjadi sangat penting atinya karena mampu menggerakan roda ekonomi melalui mobilitas orang dan barang. Melalui transportasi pula hasil-hasil pembangunan dapat didistribusikan sehingga mengurangi ketimpangan sosial antardaerah.

Tugas yang tidak mudah. Menyadari akan hal ini, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mendirikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan. Tugas badan ini adalah menciptakan tenaga-tenaga ahli dan profesional dalam bidang perhubungan untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional perhubungan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Meski memiliki beberapa sekolah dan badan diklat, baik untuk perhubungan udara, laut maupun darat, namun tenaga yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan di bawah naungan BPSDM belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Kebutuhan  SDM dalam negeri sampai tahun 2014 diperkirakan mencapai 7.500 teknisi pesawat udara, 4.000 penerbang dan 1.000 ATC. Sedangkan di sektor pelayaran sebanyak 43.806 Pelaut (18.774 perwira laut dan 25.032 rating). Ironisnya, sebagian lulusan lembaga pendidikan BPSDM ada yang memilih bekerja di perusahaan asing karena fasilitas yang ditawarkan lebih menarik dibanding perusahaan dalam negeri.

Menghadapi problem seperti ini, BPSDM sudah melakukan beberapa terobosan. Masalah kekurangan lulusan, BPSDM melalui balai diklat dan latihan menyusun berbagai program pendidikan singkat untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang transportasi. Langkah ini mampu meningkatkan tenaga ahli transportasi. Untuk itu, perlu dipertimbangkan membangun balai diklat lagi di beberapa daerah.

Langkah lain yang diambil oleh BPSDM adalah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan agar mereka bersedia memberikan beasiswa kepada taruna sehingga nantinya, setelah lulus, taruna tersebut akan bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Lembaga pendidikan lain perlu mencontoh langkah STPI Curug yang bekerjasama dengan Garuda Indonesia untuk menyediakan pilot bagi maskapai tersebut.

Kerjasama seperti ini akan menguntungkan semua pihak. Lembaga pendidikan memperoleh keringanan biaya dalam mendidik taruna yang bersangkutan, sementara perusahaan bisa memilih taruna yang berkualitas untuk menjadi karyawannya.

Salam

Edisi 7 Trans Warta. Garuda Datangkan 25 Pesawat ATR 72-600

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia akan mendatangkan 25 pesawat baling-baling (propeller) ATR 72-600 yang akan mulai diserahterimakan kuartal IV tahun ini.

Garuda Indonesia telah menandatangani dokumen pengadaan pesawat, yaitu ATR 72-600 sale and purchase contract dengan Avions De Transport Regional G.I.E, serta aircraft lease agreement serta aircraft lease term and commitment letter dengan Nordic Avation Capital pada 6 September 2013 lalu.

“Dengan ditandatanganinya dokumen tersebut, perseroan akan menambah armadanya sebanyak 25 unit yang akan diserahterimakan mulai kuartal IV 2013,” ujar Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Garuda Indonesia Heriyanto A.P.

Berdasarkan catatan, Garuda Indonesia telah mendatangkan 20 pesawat baru sepanjang paruh pertama tahun ini sebagai bagian dari pengembangan bisnis perusahaan penerbangan pelat merah itu.

Pesawat baru yang telah datang itu, terdiri dari empat unit pesawat B737-800 NG, satu unit pesawat A330-200, enam unit pesawat CRJ-1000 NextGen, satu unit pesawat B777-300ER, dan delapan unit pesawat A320-200.

Pada tahun ini, Garuda Indonesia dan Citilink selaku anak usaha akan mendatangkan 24 pesawat baru untuk mendukung penguatan dan pengembangan jaringan penerbangan nasional maupun internasional.

Dalam keterangan tertulisnya, Garuda Indonesia telah menandatangani rangkaian dokumen pengadaan pesawat, yaitu ATR 72-600 dengan skema sale and purchase contract dengan Avions De Transport Regional G.I.E, serta aircraft lease agreement serta aircraft lease term and commitment letter dengan Nordic Avation Capital pada 6 September 2013 lalu.

“Dengan ditandatanganinya dokumen tersebut, perseroan akan menambah armadanya sebanyak 25 unit yang akan diserahterimakan mulai kuartal IV 2013,” ujar Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Garuda Indonesia Heriyanto A.P.

Menurut catatan, Garuda Indonesia telah mendatangkan 20 pesawat baru sepanjang paruh pertama tahun ini sebagai bagian dari pengembangan bisnis perusahaan penerbangan pelat merah itu. Pesawat baru yang telah datang itu, terdiri dari empat unit pesawat B737-800 NG, satu unit pesawat A330-200, enam unit pesawat CRJ-1000 NextGen, satu unit pesawat B777-300ER, dan delapan unit pesawat A320-200. (BR)

 

Edisi 7 Trans Warta. Garuda Berikan Layanan WiFi untuk Semua Penumpang

Garuda Indonesia semakin memanjakan penumpangnya. Bila selama ini penumpang dapat menikmati video musik, film dan sejenisnya, maka tak lama lagi mereka bisa menikmati layanan WiFi di kabin pesawat, sehingga penumpang bebas mengkses internet.

“Garuda Indonesia sudah meminta Panasonic sebagai penyedia perangkat dan Telkom penyedia akses untuk mempercepat akses WiFi di armada Boeing 777-300 ER bagi semua penumpang .  Sebelumnya, pada  Agustus lalu Garuda telah melakukan ujicoba layanan WiFi di First Class armada Boeing 777-300ER. Memang agak terlambat,” kata Faik Fahmi, Direktur Layanan Garuda Indonesia, beberapa waktu yang lalu.

Harga perangkat teknologi diperkirakan 250 ribu dollar AS, sehingga Garuda Indonesia harus menyiapkan investasi sebesar 17,5 juta dollar AS agar setiap armada memiliki fasilitas tersebut.

Menurut Faik Fahmi, perjanjian yang melibatkan tiga pihak  yaitu Telkom-Garuda, Garuda-Panasonic, dan Telkom-Panasonic merupakan  sesuatu yang baru, terutama untuk Telkom dan Garuda. Perjanjian  ini sesuai dengan tanggung jawab dari masing-masing pihak yakni penyedia perangkat, penyedia layanan, dan penyedia akses.

“Layanan akses WiFi bagi penumpang First Class akan dimasukan dalam harga tiket, sementara untuk kelas laiinnya seperti ekonomi dan bisnnis bisa dinikmati dengan membayar melalui kartu kredit atau membeli voucher yang disediakan Telkom,” jelas Faik

Faik menambahkan, Garuda dengan Panasonic juga telah menyelenggarakan layanan TV online bagi penumpang di semua kelas B 777-300 ER. “Ini sudah all in dalam konten yang kita beli dengan Panasonic untuk inflight entertainment. Kita hanya bayar bulanan ke Panasoni,” tambahnya.

Tarif akses WiFi dibanderol 11 dollar AS per jam. Lebih murah dibandingkan maskapai lainnya yang di kisaran 12 dollar AS-15 dollar AS per jam.

Muhammad Awaluddin,  Direktur Enterprise and Business Service Telkom mengakui tengah melakukan finalisasi perjanjian komersial dengan Garuda terkait model bisnis dari layanan ini. “Kita punya target pada 14 September 2013 kesepakatan ini sudah ditandatangani,” ungkapnya. (BR)

Edisi 7 Trans Warta. Garuda Indonesia akan Rekrut 2.000 Kabin Kru Baru

Garuda Indonesia akan merekrut ribuan kabin kru baru untuk mengimbangi penambahan pesawat sebagai bagian dari program “Quantum Leap” hingga 2015. Dua tahun ke depan, Garuda bakal menambah 2.000 kabin kru baru.

Menurut Direktur Layanan Garuda Indonesia Faik Fahmi, mulai tahun lalu program perekrutan kabin kru sudah dilakukan perusahaan.  “Tiap tahun kami menambah 1.000 kabin kru baru,” katanya, kemarin.

Faik mengatakan, rata-rata usia kabin kru yang bakal direkrut Garuda di bawah 30 tahun. Selama ini ada anggapan kabin kru Garuda itu rata-rata berusia tua. Oleh karena itu Garuda ingin menghilangkan anggapan tersebut.

“Bulan lalu kami rekrut 20 kabin kru di Bali. Selain itu, Garuda juga bakal rekrut dari daerah karena kami melihat banyak potensi terpendam di daerah,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini kabin kru Garuda sudah masuk peringkat 10 besar di antara maskapai di dunia. “Pada 2012, Garuda masuk posisi 8, sedangkan pada 2013 masuk ranking 7. Kalau nomor 1, kabin kru Cathay Pacific,” ujarnya.

Sebagai bagian dari program pengembangan jaringan penerbangannya, hingga saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan sebanyak 22 rute penerbangan domestik dan internasional baru, antara lain Medan Batam, Medan Padang, Medan Palembang, Balikpapan Berau, Balikpapan Banjarmasin, Balikpapan Manado, dan Jakarta Tanjung Pinang (Pulau Bintan), serta Medan Penang, Surabaya Singapura, Denpasar Brisbane, dan Jakarta – Perth. Pada 2015, Garuda Indonesia akan mengoperasikan 194 pesawat – dari saat ini 112 pesawat, dengan rata-rata usia di bawah lima tahun.

Tahun lalu Faik pernah menargetkan Garuda Indonesia menjadi best cabin crew pada tahun 2014.  Untuk mencapai target tersebut, Garuda Indonesia meminta bantuan dari konsultan service terbaik di dunia.