Keindahan alam dan budaya di dataran tinggi Dieng amat menakjubkan. Telaga warna, pegunungan, serta hamparan kebun sayur menciptakan udara segar, jauh dari polusi. Sementara, deretan candi dan museum menunjukkan wilayah ini sudah memiliki budaya dan estetika tinggi. Tempat yang wajib dikunjungi. Apalagi, akses ke daerah ini sangat gampang.
Dataran tinggi Dieng terbentuk akibat amblesnya sebagian dari gunung api tua yaitu Gunung Perahu sehingga muncullah gunung-gunung baru. Tak heran, hingga kini di dataran tinggi Dieng banyak dijumpai tekanan air bawah tanah oleh magma yang memunculkan letusan-letusan kecil. Berkah alam ini memiliki unsur kimiawi yang menghasilkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Tak heran, jika sebagian besar dataran tinggi Dieng dipenuhi ladang penduduk yang ditanami berbagai macam jenis sayuran.
Gugusan pegunungan ini terletak sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Kawasan Dieng secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. Akses paling mudah menuju Dieng adalah melalui Wonosobo. Hanya berjarak 26 km atau memerlukan waktu 30-45 menit dari pusat kota Wonosobo.
Sebaiknya, perjalanan menuju Dieng dilakukan pagi hari agar paru-paru Anda mendapat asupan udara segar khas pegunungan. Bahkan, AC kendaraan bisa dimatikan. Suhu udara sudah dingin. Siang hari berkisar 15-20 derajat Celcius. Malam hari sekitar 10 derajat Celicus. Bandingkan dengan suhu di kota-kota besar yang rata-rata di atas 30 derajat Celcius.
Di kanan kiri jalan, terdapat hamparan kebun sayur yang ditata secara terasering untuk menghindari longsor. Petani sayur di daerah ini terlihat makmur. Mereka menyiram tanaman menggunakan pompa dengan tenaga mesin diesel. Jangan heran, bila kendaraan para pelancong berjalan perlahan-lahan, ingin menikmati alam nan mempesona.
Dieng Plateu Theater
Memasuki kawasan wisata, Anda bisa membeli tiket terusan seharga Rp 20.000 (saat itu) yang bisa dipakai untuk mengunjungi kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Dieng Plateu Theater, dan Telaga Warna. Sebaiknya, Anda menuju ke Dieng Plateu Theater (DPT) terlebih dulu agar memahami sejarah terjadinya dataran tinggi ini. Dieng Plateu Theater diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 6 Maret 2006. Theater ini berada di lereng Bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Dieng Plateau Teater merupakan teater mini berkapasitas 60 tempat duduk dengan bangunan bergaya klasik berundak-undak yang terbuat dari batu. Layar berukuran 2×3 meter terpampang di depan tempat duduk. Anda akan disuguhi tayangan film dokumenter berjudul Bumi Kahyangan Dieng Plateau berdurasi kurang lebih 23 menit. Penonton akan diajak menyelami seputar awal terbentuknya dataran Dieng, pembentukan kawah-kawah di Dieng Plateau dan peristiwa Tragedi Kawah Sinila beberapa puluh tahun yang lalu. Melihat film ini, Anda bisa memahami proses “lahirnya “ dataran tinggi Dieng serta obyek-obyek wisata yang ada di kawasan tersebut.
Telaga Warna
Sehabis menonton Bumi Kahyangan Dieng Plateau, tujuan berikutnya adalah Telaga Warna. Bisa menggunakan kendaraan dengan mengikuti petunjuk arah yang ada atau berjalan kaki melalui jalan di belakang DPT. Berjalan kaki menyusuri jalan selebar 1,5 meter lebih asyik. Deretan pepohonan dan kebun bunga menjadi pemandangan yang memesona. Udara segar khas pegunungan juga menyehatkan. Dari jalanan ini, Anda bisa melihat kemolekan Telaga Warna dari atas bukti.
Telaga Warna adalah sebuah telaga yang sangat indah. Air telaga warna-warni karena pantulan sinar matahari dan kandungan sulfurnya. Karena keindahanya, telaga ini paling banyak dicintai wisatawan dan sangat popular di Dieng.
Keindahan telaga ini bertambah lengkap saat musim kemarau tiba dan cahaya memantul sempurna di atas air. Warna yang memantul itu berasal dari bayangan pohon-pohon tua, ranting kering, dan bunga-bunga yang ada di tepi telaga. Masyarakat Dieng percaya bahwa warna hijau, merah, dan biru yang dipantulkan air itu adalah selendang bidadari yang tersangkut di pusaran air telaga. Untuk petualangan spiritual, telaga ini menyimpan sejuta mitos diantaranya air di sini dipercaya dapat membuat seseorang awet muda. Tak lengkap rasanya kunjungan ke Dieng tanpa melihat keindahan Telaga Warna. Saat berada di sisi telaga, sepertinya Anda tengah berada di negeri dongeng dengan alam yang menakjubkan.
Candi Dieng
Banyak bangunan-bangunan kuno dijumpai di kawasan Dieng. Bangunan kuno itu, dalam bahasa Jawa kuno disebut Di Hyang yang berarti tempat bersemayam para dewa. Dieng diyakini sebagai awal peradaban agama Hindu di Pulau Jawa yang berkembang di masa kejayaan Dinasti Sanjaya sekitar Abad ke-8. Dari sebuah Prasasti yang ditemukan di dalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809 masehi. Pada masa itu, candi digunakan untuk memuliakan Dewa Syiwa. Candi adalah empat bersemayam para dewa ketika turun ke bumi untuk berkomunikasi dengan para pemujanya. Dahulu candi-candi di Dieng diperkirakan mencapai puluhan bahkan ratusan. Kini, candi yang tersisa berjumlah delapan .
Candi-candi di Dieng memiliki nama yang merujuk pada tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati, dan Candi Gatotkaca. Nama-nama tersebut bukan saduran tokoh Mahabharata. Buktinya, salah satu candi memiliki nama tokoh Punakawan yaitu Candi Semar. Kompleks Candi Dieng memancarkan kedigdayaan umat Hindu yang pernah berkembang pada zaman dulu. Saat ini candi-candi kuno itu menjadi obyek wisata andalan Dataran Tinggi Dieng.
Kawah Sikidang
Nama Sikidang di ambil dari kata bahasa Jawa “kidang” yang berarti kijang. Diberi nama demikian karena uap air dan lava berwarna kelabu yang terdapat di kawah ini selalu bergolak dan munculnya berpindah-pindah bahkan melompat seperti kijang.
Di Kawah Sikidang endapan putih berbau menyengat dari tumpukan belerang menjadi sensasi tersendiri. Semburan air yang mendidih berwarna abu-abu pekat tak henti-hentinya meloncat bercampur asap. Untuk mencegah bau menyengat itu, Anda bisa memakai masker yang banyak dijual oleh penduduk setempat.
Perjalanan menuju puncak Sikidang bisa dilakukan dengan berjalan kaki, menunggang kuda atau menyewa motor trail. Motor wajib melewati jalur khusus yang sudah disediakan, baik saat naik maupun turun. Lebih leluasa kalau Anda berjalan kaki. Bisa bertemu pedagang telor rebus –yang merebus telornya di air panas kawah atau pedagang air endapan belerang dan belerang. Belerang tersebut berfungsi sebagai obat luar untuk penyakit kulit. Karena keunikanya kawah Sikidang mendapatkan julukan Cincin Api Yang Menakjubkan.
Selain Kawah Sikidang, dataran tinggi Dieng masih memiliki kawah lainnya seperti Kawah Sileri, Kawah Timbang (berpotensi gas beracun), Kawah Sibanteng, Kawah Candradimuka, Kawah Siglagah, Kawah Sikendang (berpotensi gas beracun), dan Kawah Sinila (berpotensi gas beracun.
Museum Kaliasa
Museum Kaliasa menyimpan benda-benda purbakala. Ini menjadi bukti adanya peninggalan peradaban campuran antara Jawa Kuno dan Hindu. Bangunan museum megah dan terletak di lereng Bukit Semurup yang masih berada di wilayah Dataran Tinggi Dieng. Museum Kaliasa berisi galeri arca, patung berbagai ukuran serta informasi seputar cagar alam, flora fauna di Dieng. Benda-benda Artefak warisan Arkeologi itu semuanya ditemukan di Dieng secara bertahap. Di Museum ini, Anda bisa menyaksikan film dokumenter Jejak Peradaban Budaya Dieng masa lampau.
Sebenarnya, masih banyak obyek wisata lain di Dieng. Waktu sehari tidak cukup untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Anda bisa datang ke Telaga Pengilon di dekat Telaga Warna, Telaga Menjer, Telaga Merdada, dan Telaga Cebong. Bagi yang menyenangi goa, bisa datang ke Goa Jaran, Goa Sumur dan Goa Semar.
Bagi pecinta budaya, Anda bisa melihat Dieng Culture Festival. Festival ini menampilkan ruwatan cukur rambut gembel yang telah lama melegenda, atraksi seni budaya, wayang kulit dan pameran kerajinan khas pegunungan Dieng. Sambil menikmati keindahan alam dan budaya, Anda bisa menyantap makanan khas Dieng yakni Mie Ongklok. Minumnya bisa manisan Carica atau kopi purwaceng. Purwaceng, konon, berkhasiat menambah stamina dan vitalitas kaum pria.