Permasalahan transportasi yang dihadapi Indonesia sangat pelik. Sebagai negara maritim dengan beribu-ribu pulau, Indonesia harus bisa menyediakan alat transportasi yang aman, nyaman, dan efesien. Transportasi menjadi sangat penting atinya karena mampu menggerakan roda ekonomi melalui mobilitas orang dan barang. Melalui transportasi pula hasil-hasil pembangunan dapat didistribusikan sehingga mengurangi ketimpangan sosial antardaerah.
Tugas yang tidak mudah. Menyadari akan hal ini, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mendirikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan. Tugas badan ini adalah menciptakan tenaga-tenaga ahli dan profesional dalam bidang perhubungan untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional perhubungan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Meski memiliki beberapa sekolah dan badan diklat, baik untuk perhubungan udara, laut maupun darat, namun tenaga yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan di bawah naungan BPSDM belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Kebutuhan SDM dalam negeri sampai tahun 2014 diperkirakan mencapai 7.500 teknisi pesawat udara, 4.000 penerbang dan 1.000 ATC. Sedangkan di sektor pelayaran sebanyak 43.806 Pelaut (18.774 perwira laut dan 25.032 rating). Ironisnya, sebagian lulusan lembaga pendidikan BPSDM ada yang memilih bekerja di perusahaan asing karena fasilitas yang ditawarkan lebih menarik dibanding perusahaan dalam negeri.
Menghadapi problem seperti ini, BPSDM sudah melakukan beberapa terobosan. Masalah kekurangan lulusan, BPSDM melalui balai diklat dan latihan menyusun berbagai program pendidikan singkat untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang transportasi. Langkah ini mampu meningkatkan tenaga ahli transportasi. Untuk itu, perlu dipertimbangkan membangun balai diklat lagi di beberapa daerah.
Langkah lain yang diambil oleh BPSDM adalah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan agar mereka bersedia memberikan beasiswa kepada taruna sehingga nantinya, setelah lulus, taruna tersebut akan bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Lembaga pendidikan lain perlu mencontoh langkah STPI Curug yang bekerjasama dengan Garuda Indonesia untuk menyediakan pilot bagi maskapai tersebut.
Kerjasama seperti ini akan menguntungkan semua pihak. Lembaga pendidikan memperoleh keringanan biaya dalam mendidik taruna yang bersangkutan, sementara perusahaan bisa memilih taruna yang berkualitas untuk menjadi karyawannya.
Salam