Menteri Perhubungan RI EE. Mangidaan dan Menteri Transportasi Jepang Akihiro Ohta secara bersama memimpin Pertemuan Menteri Perhubungan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Tokyo 4-6 September 2013. Pertemuan Menhub APEC ke 8 di Tokyo, Jepang merupakan pertemuan sebelum dilaksanakannya Pertemuan Puncak APEC yang akan dilaksanakan di Bali pada Oktober 2013.
Pada pertemuan tersebut, Mangindaan menyatakan bahwa Indonesia menaruh perhatian besar pada masalah ‘konektivitas’ khususnya melalui investasi dan pengembangan infrastruktur dan transportasi. Mangindaan mengatakan tujuan kerjasama ekonomi di APEC adalah memperluas jangkauan transportasi di kawasan Asia Pasifik tidak hanya sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi tetapi untuk lebih memperkuat integrasi ekonomi regional di Asia Pasifik. Oleh karena itu, tugas menteri perhubungan adalah membangun penerbangan, pelayaran, logistik, transportasi perkotaan dan antarkota, intellegent transportation system, dan jaringan antarmoda guna mendukung pencapaian penciptaan konektivitas
Dalam sambutannya, Mangindaan menekankan pentingnya melakukan inisiatif dalam berbagai organisasi transportasi internasional seperti Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, Organisasi Maritim Internasional dan organisasi internasional lainnya melalui proyek capacity building. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya bersama mempromosikan keselamatan, keamanan, efisiensi dan perlindungan lingkungan. Indonesia, lanjut Mangindaan, telah berusaha keras untuk memenuhi komitmen mempromosikan keselamatan jalan sesuai Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020.
Sementara itu Ketua Delegasi Indonesia, Leon Muhammad, mengatakan inisiatif Indonesia dalam mengembangkan jaringan dan parameter transportasi untuk mendukung perkembangan wiilayah dengan mengimplementasi Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). “Pengembangan jaringan transportasi yang dilakukan Indonesia ditujukan untuk menciptakan konektivitas intra dan antarpulau, pusat kegiatan ekonomi dan wilayah penghasil sumber daya alam alam,” kata Leon.
APEC Framework on Connectivity menjadi pencapaian utama Indonesia di tahun 2013, dalam rangka memperkuat konektivitas melalui integrated community di bidang ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Kerangka kerjasama ekonomi ini bertujuan memperkuat integrasi ekonomi regional, meningkatkan pertumbuhan regional dan berkontribusi dalam memberikan daya tahan ekonomi.
Pendekatan konektivitas APEC meliputi seluruh wilayah Asia Pasifik, Amerika utara dan Amerika Latin melalui konektivitas di bidang ekonomi. Rencana jangka panjang tahunan APEC dalam pengembangan infrastruktur dan investasi berupa pengembangan pada agenda Physical Connectivity merujuk pada APEC Framework on Connectivity. Rencana tahunan APEC akan dilaksanakan dalan rentang waktu 2013 hingga 2016 dengan alur kerja (workstream) meliputi work to foster a supportive climate, work to develop or refine existing government, development if government capacity dan development of financing environment.
Manfaat dari peningkatan konektivitas dan infrastruktur itu sendiri adalah akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan ekonomi khususnya saat perekonomian global sedang melemah. Dengan melakukan investasi di sektor transportasi dan infrastruktur, akan berdampak menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran yang membantu memperbaiki kemampuan daya beli masyarakat dan memperkuat permintaan domestik. Promosi konektivitas juga akan berkontribusi pada peningkatan peningkatan daya saing dan kinerja perdagangan. Laporan World Economic Forum (WEF) menyimpulkan bahwa peningkatan hambatan rantai distribusi (supply chain) perdagangan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto) secara global sampai 5%, sementara pembebasan tarif hanya mampu meningkatkan PDB/GDP global 0,7% saja.
Konektifitas mampu mewujudkan keuntungan yang besar melalui kemudahan mobilitas orang. Fasilitas pendukung perjalanan dalam rangka pariwisata menciptakan peluang yang sangat menarik. Laporan Organisasi Pariwisata Dunia PBB (United Nation World Tourism Organization) tahun 2012 menyatakan kontribusi pariwisata kepada PDB global sebesar 9 %, sementara penerimaan pariwisata internasional sebesar US$ 1.2 triliun atau hampir 6% dari sekfor ekspor dan pelayanan/services. Kawasan Asia Pasifik mrnikmati pertumbuhan yang tinggi di sektor pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan sebesar US$ 323 milyar dan terdapat 234 juta pelancong. Jumlah pelancong di kawasan Asia Pasifik dipredisksi meningkat hampir dua kali lipat yaitu menjadi 535 pelancong internasional di tahun 2030.
Pada pertemuan ini, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberikan sambutan melalui rekaman video. Shinzo Abe mengapresiasi kerja APEC terkait sektor transportasi yamg menurutnya secara substansial didukung pencapaian ekonomi kawasan yang positif selama beberapa tahun terakhir dan dipandang akan semakin berperan penting di masa depan. Abe juga menegaskan komitmennya untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik pengembangan sektor transportasi di Jepang guna memajukan sektor transportasi di kawasan Asia Pasifik.