Produsen otomotif sudah lama menerapkan intelligent transport system (ITS) pada kendaraan. Namun aplikasi ITS yang dibenamkan pada mobil Mazda Atenza (Mazda6) ASV (advanced safety vehicle)-5 berbeda dengan aplikasi sebelumnya. Piranti canggih ini mampu mengadakan komunikasi antara Mazda Atenza dengan bus umum guna mencegah kecelakaan.
Ujicoba sistem keselamatan terbaru pada Mazda Atenza (Mazda6) ASV-5 dilakukan di jalanan umum pada September 2013. Pengujiann dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga industri, akademi dan pemerintah kota Hiroshima.
Mazda6 atau Atenza akan diikutkan pada ITS World Congress Tokyo ke-20 pada bulan Oktober 2013. Di sana akan didemonstrasikan sistem keamanan masa depan, yaitu bus angkutan umum dan mobil pribadi yang bisa saling berkomunikasi satu dengan lainnya di jalan.
Di Hiroshima, bus umum menjadi bagian sistem transportasi publik penting di kota tersebut. Sistem keamanan baru memungkinan bus umum dan mobil pribadi saling berkomunikasi karena dilengkapi dengan sensor.
Ujicoba diarahkan untuk verifikasi kemampuan sistem mencegah tabrakan dan membantu teknik mengemudi yang mulus dan aman. Sistem dikembangkan dan diuji oleh Hiroshima Reseach Unit dengan sponsori Hiroshisma ITS Public Road Test Concortium.
Pada tes ini, Mazda juga membuktikan teknologi keamanan yang dibanggakannya, yaitu i-ACTIVSENSE yang sudah digunakan pada beberapa model, termasuk yang dipasarkan di Indonesia, yaitu CX-5 dan Mazda6.
Tentang ITS
Intelligent Transport System (sistem transportasi cerdas) pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pennguna transportasi untuk:
• Mendapatkan informasi.
• Mempermudah transaksi.
• Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi.
• Mengurangi kemacetan atau antrian.
• Meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
• Mengurangi polusi lingkungan.
• Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.
Penerapan ITS telah dilakukan di negara-negara maju seperti : Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalanya sistem pengumpulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Philipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan indurstri yang terkait antara lain industri automotif, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi.
Ruang Lingkup ITS
Lingkup ITS dapat berbeda pada masing-masing negara tergantung kepada kebijakan yang dibuat. Secara umum ITS mempunyai lingkup-lingkup sebagai berikut:
1. Advanced Traveller Information System
Sistem ini adalah sistem informasi yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang optimal. Sistem ini mampu membantu pengemudi mengontrol kendaraan agar sampai tujuan dengan aman, nyaman dan lancar. Advanced Traveller Information System merupakan terminologi dari ITS Amerika, sedangkan pada ITS Japan mengembangkan jenis Advances Navigation System. Teknologi yang digunakan adalah peta digital berbasis Geographic Information System (GIS), yang dipasang pada on board unit di kendaraan yang mirip dengan PDA (Personal Digital Assistant).
2. Advanced Traffic Management System
Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan pada seluruh rute alternatif yang ada, sehingga kemacetan dapat dihindari atau dikurangi dengan memberikan saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau kecelakaan pada rute yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat memakai rute alternatif. Input informasi di dapat dari sensor-sensor yang terpasang di ruas jalan, misalkan: digital camera video atau cctv, traffic analyzer, traffic counter dan sebagainya.
3. Incident Management System
Incident Management System adalah sistem informasi yang digunakan untuk berbagai kejadian darurat, misalkan kecelakaan, longsor atau bencana lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan sensor-sensor pada Traffic Management System, pengelola jalan atau pihak yang berwenang dapat memperoleh informasi lebih awal. Informasi dapat berupa besarnya kecelakaan, fatalitas kecelakaan, jumlah ambulan yang diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, alat penolong yang harus didatangkan dan sebagainya.
4. Electronic Toll Collection System
Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan prinsip :
• E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.
• Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunikasi antar gerbang tol.
Pada beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan tanpa kendaraan harus berhenti. Proses transaksi dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on board unit) dengan computer network di jalan tol.
5. Assistance For Safe Driving
Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang pada kendaraan. Manfaat dari sensor dan komputer pada kendaraaan adalah memberitahukan kepada pengemudi jika tanpa sengaja sang pengemudi melakukan hal-hal: Jarak dengan kendaraan lain terlalu dekat, berada di lajur yang salah, kecepatan terlalu tinggi, dan tTerlalu dekat dengan tepi jalan.
6. Support for Public Transportation
ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya: pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri, monorail dan kereta api. Selain diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api, terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara. Tujuan penerapan ini agar pemakai transportasi umum mendapatkan informasi dan proses transaksi yang nyaman dan cepat.