Setelah dinanti-nanti cukup lama, akhirnya produsen otomotif mengeluarkan mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC). Astra Group melalui Toyota Agya dan Daihatsu Ayla memelopori peluncurkan mobil murah di pasar. Menyusul kemudian PT Honda Prospect Motor merilis mobil murah Brio Satya.
Meski pasar mobil diprediksi bakal terimbas lesunya ekonomi, namun mobil murah ini diyakini mampu menarik konsumen di segmen pasar compact car. Apalagi harga yang ditawarkan relatif terjangkau dengan iming-iming hemat bahan bakar.
Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sudirman M.R. mengatakan, mobil murah ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi konsumen otomotif di tanah air. “Selain harganya yang terjangkau, mobil ini juga hemat bahan bakar dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Menurut Executive Officer Research and Development ADM, Pradipto Sugondo, masyarakat membutuhkan kendaraan yang handal dan tangguh di kelasnya dengan harga terjangkau. Daihatsu Ayla dibanderol dengan harga mulai Rp 76 juta hingga Rp 106 juta per unit. Sedangkan Toyota Agya dibanderol dengan harga mulai Rp 99 juta hingga Rp 120 juta.
Meski penjualan mobil tahun ini diprediksi bakal menyusut akibat pelambatan ekonomi, namun para produsen otomotif masih optimistis mobil murah ini bakal laris di pasaran. Toto Suryana Wijaya, Chief Operation Officer Astra International-Daihatsu Sales Operation mengatakan, ADM menargetkan bisa menjual Daihatsu Ayla sekitar 3.000 unit sampai 4.000 unit per bulan.
Hingga akhir tahun ini, ADM optimis bisa menjual Daihatsu Agya sebanyak 16.000 unit. Penjualan mobil murah ini diharapkan bisa mengontribusi sekitar 5%-7% dari total penjualan ADM tahun ini. Menurut Direktur Pemasaran ADM, Amelia Chandra, prospek mobil murah bakal lebih cerah jika kelak ekonomi global membaik sehingga membuka peluang ekspor.
Sementara itu Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan memasang target optimistis untuk mobil Agya. “Target kami bisa menjual 2.000 unit hingga 5.000 unit Toyota Agya per bulan,” jelasnya. Sampai akhir 2013, TAM optimistis bisa menjual 15.000 unit mobil Toyota Agya. Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo juga yakin mobil murah ini bakal menarik minat konsumen. “Ini terlihat dari perkembangan kelas menengah dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat,” katanya.
Distribusi Merata
Kemunculan mobil-mobil murah ini, di sisi lain, menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Mereka cemas dengan kemacetan yang akan ditimbulkan oleh kehaditan LGGC, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak terlalu senang dengan peluncuran mobil LCGC ini. Menurut Jokowi, kebijakan pengadaan mobil murah itu bakal menambah parah kemacetan di Ibukota. Namun, mau tak mau, kebijakan itu tetap harus diterimanya. “Jelas (akan tambah macet), tapi ya mau apa? Mau antisipasi gimana?” kata Jokowi.
Kehadiran mobil-mobil dengan harga miring itu juga dinilai bakal mementahkan program Pemerintah Provinsi DKI dalam mengatasi kemacetan. “Nanti kalau kami membuat kebijakan genap-ganjil atau ERP (electronic road pricing) tapi diiringi mobil-mobil baru, ya, percuma,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi tak mungkin dapat menekan pertambahan mobil. Terlebih jika masyarakat diberi kemudahan dalam membeli mobil. Membuat kebijakan di level provinsi, menurut Jokowi, juga tak bisa dilakukan. “Itu, kan, kebijakan nasional,” tuturnya.
Menanggapi kekhawatiran ini, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengaku telah meminta para produsen untuk melakukan distribusi yang lebih merata. “Saya bicara kepada para penjual agar didistribusikannya lebih merata. Jadi, launching itu tak hanya di Jakarta, tapi di daerah-daerah juga,” ujar Hidayat beberapa waktu yang lalu.
Hidayat berharap LCGC bisa masuk ke 500 kota di seluruh Indonesia. Untuk itu, ia mengatakan akan diatur pula distribusinya. Menurut Hidayat, kekhawatiran LCGC sebagai pemicu kemacetan akan bisa diantisipasi jika ada perbaikan dalam manajemen lalu lintas.
“Ada kekhawatiran menimbulkan kemacetan, mungkin saja. Tapi Anda harus berikan hak kepada masyarakat yang berpenghasilan kecil menengah, yang ingin menikmati punya mobil,” imbuhnya.