depo kereta (6)Upaya mewujudkan alat transpotasi massal yang aman, cepat dan nyaman terus dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Berbagai usaha sudah dilakukan, termasuk meningkatkan efesiensi kereta api melalui pembuatan jalur ganda (double track) di lintas utara dan lintas selatan Pulau Jawa. Jika pembangunan jalur ganda ini rampung, jarak tempuh menjadi lebih singkat. Jumlah pengguna kereta api pun diperkirakan akan naik sehingga bisa mengurangi kemacetan dan meringankan beban jalan raya.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, yakin kapasitas angkut kereta bisa meningkat drastis apabila jalur ganda (double track) Jakarta-Surabaya sudah selesai. “Mungkin kapasitasnya bisa bertambah sampai 2,5 hingga tiga kali lipat jika double track Jakarta-Surabaya selesai,” kata Bambang.

Menurutnya, baik angkutan penumpang maupun barang akan mengalami peningkatan kapasitas sehingga akan menurunkan penggunaan moda angkutan bus maupun truk yang berlebihan muatan. Selama ini, bus dan truk yang berlebihan muatan dituding sebagai penyebab rusaknya jalan di Pantura.

Selain peningkatakan kapasitas angkut, jalur ganda juga membuat jarak tempuh antarkota semakin singkat. Menurut perhitungan Kemenhub, jalur ganda mampu memangkas waktu tempuh KA penumpang hingga 4.978 menit per hari. Sebagai contoh, KA Gaya Baru Malam Selatan dengan rute Surabaya-Jakarta Kota semula membutuhkan waktu tempuh 17 jam 3 menit pada 2011. Namun, dengan dioperasikannya jalur ganda pada 2013, perjalanan KA rute tersebut menjadi 14 jam 12 menit.

“Secara akumulasi, penghematannya akan mencapai 14.543 menit atau sekitar 242 jam per hari,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Hanggoro Budi Wiryawan.

Sementara untuk KA barang, Kemenhub memperkirakan adanya penghematan waktu tempuh sebanyak 9.565 menit per hari. Tanpa jalur ganda, KA peti kemas rute Kalimas-Tanjung Priok harus menempuh waktu 23 jam 42 menit. Sedangkan dengan jalur ganda, waktu tempuh dipangkas menjadi 20 jam 31 menit.

Jalur Ganda Lintas Utara

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan,  menjelaskan,  pembangunan jalur ganda Jakarta-Surabaya sepanjang 727 kilometer ini bakal selesai pada November 2013.  “Untuk beroperasi optimal,  kami menargetkan bisa beres pada Desember 2013 atau paling telat awal 2014.  Pada Juli nanti,  jalur yang kami harapkan bisa dilewati mulai Cirebon hingga Semarang,” ujarnya.  Dana untuk membangun jalur ganda lintas Utara Jawa itu sebesar Rp 9,8 triliun yang berasal dari APBN 2012-2013.

Proyek jalur ganda kereta api lintas utara Jawa bertujuan meningkatkan kapasitas lintas jalur kereta api dari 64 kereta per hari menjadi 200 kereta per hari.  Kemudian,  pemerintah juga ingin meningkatkan angkutan barang dari 5.000 TEUs menjadi 15.000 TEUs per minggu,  juga mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan raya,  mempercepat waktu tempuh,  serta meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api.  Menurut Tundjung, jalur ganda kereta Jakarta-Surabaya itu diperkirakan selesai pada tahun depan. “Saya rasa belum bisa dilakukan pada tahun ini, mungkin baru 2014,” kata Bambang.

Saat ini, pembangunan jalur ganda atau double track di lintas utara Jawa sudah mencapai 84 persen. “Jalur ganda untuk lintas Cirebon-Losari sudah beroperasi,” tambahnya. Jalur ganda sepanjang 422 kilometer ini nantinya juga akan diberikan peningkatan ketahanan terhadap beban berat, mengingat angkutan barang biasanya menggunakan peti kemas atau kontainer yang kapasitasnya berton-ton.

Namun, jalur ganda Losari-Brebes baru bisa digunakan setelah Lebaran. Tundjung mengatakan masih ada masalah pembebasan tanah warga yang membentang sepanjang 400 meter di antara lintas Pekalongan-Semarang. Memang, pembangunan jalur lintas Utara ini menghadapi sedikit kendala sehingga ada titik-titik yang belum tersambung antara lain Cirebon-Brebes dan Pekalongan-Semarang. Masalah utamanya adalah pembebasan tanah yang belum selesai. “Kami akan kerjakan dan upayakan. Saat ini, harga apraisal yang ditawarkan pemerintah sudah jauh di atas NJOP (Nilai Jual Objek Pajak), namun ada beberapa warga yang masih menolak,” kata Bambang.

Sambil menyelesaikan jalur Utara Jawa,  pemerintah memulai proyek jalur Selatan Jawa.  Adapun beberapa kota yang dilalui jalur rel ganda lintas Selatan ini mulai Bandung,  Yogyakarta,  Semarang,  Solo,  hingga Madiun.  Proyek jalur ganda di Selatan Jawa agar transportasi lebih lancar dan tidak membebani jalur darat.  Kemudian,  angkutan kontainer,  kargo,  dan barang juga bisa lewat dengan cepat.

Jalur Ganda Lintas Selatan

Jalur ganda lintas selatan akan menghubungkan Cirebon, Prupuk, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Surabaya. Pembangunan jalur ganda lintas selatan sepanjang 800 kilometer ini diperkirakan membutuhkan dana sebesari Rp 9 triliun. Saat ini, sejumlah jalur sudah dibangun. “Pembangunan jalur Kroya-Kutoarjo sepanjang 76 kilometer akan selesai pada pertengahan 2015,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan.

Pembangunan sebagian lintas selatan ini, antara lain lintas Purwokerto-Kroya-Kutoarjo, akan dibiayai dengan pinjaman dari Jepang. Untuk jalur Cirebon-Prupuk, pemerintah akan mengandalkan pembiayaannya pada penerbitan surat utang negara syariah (sukuk) sebesar Rp 1,6 triliun. Dijelaskan, dari Rp 1,6 triliun tersebut, sekitar Rp 800 miliar sudah dianggarkan pada anggaran Ditjen Perkeretaapian 2013, sisanya pada 2014.

Untuk lintas Kutoarjo-Kroya sepanjang 76 km akan segera dilelang. Jalur ganda lintas Purwokerto-Kroya kemungkinan baru dilaksanakan pada 2014. “Pembangunan jalur ganda tersebut akan dilaksanakan setelah jalur ganda pantura, tapi yang jelas pembebasan tanah sudah dikerjakan,” ucapnya.

Biaya pembangunan jalur ganda ruas Purwokerto-Kroya akan menggunakan dana pinjaman dari Jepang karena membutuhkan biaya lebih besar, mengingat perlu teknologi tinggi, yakni perlu dibangunnya rel di samping dam. “Kalau lancar soal pendanaan, konstruksinya bisa langsung dikerjakan setelah lelang dilaksanakan untuk ruas-ruas itu,” tuturnya.

Sementara itu Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan pihaknya terus mempercepat realisasi jalur rel KA ganda sebagai salah satu upaya untuk menciptakan pengangkutan barang maupun penumpang melalui KA secara lebih optimal. “Jadi selain menggenjot realisasi jalur rel KA ganda lintas utara yang tuntas 2013, kami juga mengupayakan jalur rel KA ganda lintas selatan Pulau Jawa bisa tuntas pada 2016,” katanya.

Jalur ganda lintas selatan sudah dibangun sepanjang 184 km yang membentang dari Kutoarjo-Yogya-Solo. Sisanya akan dibuat ganda dengan sistem pengerjaan secara parsial. Dana yang diperlukan senilai Rp 15,6 triliun. Rinciannya, jalur Cirebon-Kroya 156 km dengan kebutuhan dana Rp 4,3 triliun, desain telah dilakukan pada 2010, pembebasan lahan 2011, dan pembangunan 2012. Jalur Kroya-Kutoarjo 76 km dengan kebutuhan dana Rp 4,5 triliun, desainnya sudah selesai, pembebasan lahan pada 2011-2012, dan pembangunan mulai tahun ini.

Selanjutnya, jalur Solo-Madiun dengan kebutuhan dana Rp 1,8 triliun yang didesain pada 2011-2012, pembebasan lahannya dilakukan pada 2012-2013 dan pembangunan mulai 2013. Jalur Madiun-Surabaya dengan kebutuhan dana Rp 5 triliun belum ditetapkan progresnya.

Menurut Bambang, untuk jalur Cirebon-Kroya yang terbagi menjadi tiga segmen, misalnya segmen dua telah selesai dan tinggal pembangunan segmen satu dan tiga beserta jembatannya. “Dalam satu atau dua tahun ini akan sampai ke Kroya. Untuk Kroya-Kutoarjo tender desain sekarang oleh pihak Jepang dan tahun depan konstruksi, lalu lanjut sampai Solo, Madiun, terakhir hingga Surabaya. Optimistislah 2016 selesai,” jelas Tundjung.

Untuk mendukung sarana di jalur ganda, Kemenhub sudah menyiapkan pengadaan tujuh rangkaian kereta api ekonomi (K3) berpendingin (AC), yakni dengan komposisi satu rangkaian terdiri dari 10 gerbong, dengan dua di antaranya untuk penyandang cacat. Satu gerbong berkapasitas tempat duduk 80 orang sehingga satu rangkaian akan mengangkut sekitar 800 orang. “Ini salah satu contoh kesiapan pemerintah untuk mendukung penambahan sarana untuk operasinal jalur ganda, baik utara maupun selatan. Belum lagi PT Kereta Api Indonesia sebagai operator yang sudah menyiapkan tambahan kereta angkutan barang,” ujar Tundjung.