depo kerete (3)PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pengelola perkeretaapian di Indonesia terus-menerus melakukan inovasi guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang. Dengan inovasi baru itu, PT KAI  diharapkan bisa menggaet pelanggan baru sehingga nantinya kereta api menjadi alat transportasi favofit bagi konsumen.

Dibandingkan moda lainnya, kereta api memiliki keunggulan. Kereta api mampu mengangkut penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat ruang, mempunyai faktor keamanan dan keselamatan yang tinggi, tingkat pencemaran rendah serta lebih efesien dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Kereta api juga terbebas dari kemacaten yang menghimpit jalan-jalan di ibukota.

Berbagai kelebihan itu yang memau PT KAI untuk merubah visi, bukan hanya sebagai penyedia moda transportasi kereta api, tetapi menyediakan jasa transportasi terbaik yang fokus pada layanan dan memenuhi harapan stakeholders. “Transformasi PT KAI dimulai dari 4 poin penting, organisasi, IT, budaya baru, dan sinergi. Salah satu dari poin itu adalah bersinergi dengan PT Telkom,” ujar Direktur Human Capital and Information Technology PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Kuncoro Wibowo .

Ticketing Online

PT KAI bersinergi dengan PT Telkom dengan menyediakan layanan penjualan tiket melalui internet. “Dengan berkolaborasi dengan Telkom, PT KAI punya peluang lewat low investment, high impact. Inovasi yang kami lakukan adalah sistem ticketing online. Lewat ticketing di internet ini, kini pembayaran kode booking kereta api bisa dilakukan di minimarket Alfamart,” ujar Kuncoro.

Untuk melakukan pemesanan tiket melalui internet sangat mudah. Cukup membuka situs resmi PT KAI di www.kereta-api.co.id, kemudian memilih stasiun keberangkatan, stasiun tujuan, tanggal keberangkatan, dan jumlah penumpang melalui web tersebut. Setelah mengisi data diri yang sesuai identitas, calon penumpang akan mendapatkan kode pembayaran yang selanjutnya dapat dibayarkan melalui ATM berbagai bank (Bank Mandiri, Bank BII Maybank, Bank BRI, Bank BRI Syariah, Bank BPR KS, Bank OCBC NISP, BPD DIY, Bank Panin, Bank CIMB Niaga, Bank BNI, Bank BJB, Bank BCA, Bank Mayapada, Bank BTN, dan Bank Mega). Bisa pula membayar di minimarket: Alfamart, Indomaret, serta Kantor Pos. Bahan bisa menggunakan Kartu Kredit VISA / Master Card.

Setelah pembayaran, Anda akan mendapatkan notifikasi melalui email. Cetak email notifikasi tersebut dan tukarkan dengan tiket KA di stasiun terdekat. Pembelian melalui Situs resmi PT KAI dapat dilakukan untuk keberangkatan H-2 sampai H-90. Dengan adanya tiket online ini, memudakan calon penumpang untuk membeli dan membayar tiket. Mereka tidak perlu antre selama berjam-jam untuk mendapatkan tiket kereta api. Tiket online ini juga mencegah praktek pencaloan seperti era sebelumnya.

Kartu Commet

Kuncoro menjelaskan, khususnya di Jakarta, PT KAI memiliki tantangan untuk ikut berpartisipasi mengurangi kemacetan lewat penyediaan moda transportasi dalam kota. Diantaranya adalah kereta api Manggarai serta Kereta Rel Listrik (KRL) Jabotabek. PT KAI menargetkan mampu menampung sekitar 1,9 juta penumpang di tahun 2015. Apalagi menurut data yang dirilis, kenaikan penumpang komuter naik 21% tiap tahun.

Salah satu inovasi yang dilakukan PT KAI Commuter Jabodetabek  adalah mengeluarkan kartu Commet (Commuter Electronic Ticketing) satu kali perjalanan/single trip, yang diikuti dengan pemberlakuan tiket isi ulang dengan sistem potong saldo untuk setiap perjalanan yang dilakukan atau disebut dengan tiket multi trip.

Tiket single trip adalah tiket sekali perjalanan. Ketika hendak naik KRL, penumpang membeli di loket di stasiun keberangkatan, kemudian saat sampai di stasiun tujuan, penumpang mengembalikan kartu dengan memasukannya di mesin di pintu keluar. Adapun tiket elektronik multi-trip adalah tiket yang berbentuk kartu isi ulang dan bisa untuk dibawa pulang. Saldo yang ada di dalam kartu akan berkurang seiring perjalanan yang kita lakukan dengan menggunakan KRL. Tiket multi-trip telah dijual di stasiun-stasiun se-Jabodetabek. Pilihan nominal saldo kartu perdana mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, hingga Rp 200.000. Kartu Commet mengadopsi sistem deposit dan nantinya dapat dipergunakan untuk berbelanja di beberapa tempat (smartcard).

Penerapan kartu Commet juga didukung dengan infrastruktur yang memadai. Telah dilakukan pemasangan 323 perangkat gate elektronik untuk pintu masuk dan pintu keluar serta pemasangan 462 perangkat otomatisasi sistem pada loket yang terdapat di 63 stasiun Jabodetabek. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, dilakukan penambahan armada KRL, renovasi serta sterilisasi stasiun dan peningkatan pelayanan dengan mengembangkan C-Care, C-Track, C-Point, dan C-Web untuk memberikan informasi layanan KA Commuter.

Untuk mengkomunikasikan layanan kepada konsumen, PT KAI Commuter Jabodetabek tidak hanya mempergunakan media cetak seperti poster, tetapi memakai juga media elektronik seperti URL dengan alamat http://www.krl.co.id. Ditambah lagi komunikasi melalui social media seperti twitter (@CommuterLine) dan facebook (Informasi Commuter Line). Dengan kartu Commet tersebut, di dalam stasiun, tidak terdapat pedagang yang menjajakan makanan/minuman. Hanya penumpang yang sudah memiliki tiket yang berada di dalam stasiun, sehingga stasiun benar-benar steril dari non penumpang kereta api.

Kereta Api AC

PT Kereta Api Indonesia secara bertahap telah mengganti kereta api ekonomi non AC, baik kereta api listrik maupun kereta api jarak jauh, menjadi kereta api AC. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), Ignasius Jonan, mengatakan tujuan penggantian kereta non AC menjadi ber-AC semata-mata demi meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada masyarakat. Menurutnya, penggunaan kereta ekonomi non AC, terutama pada KRL, tidak manusiawi. Sebab, masyarakat diharuskan naik kereta dengan pintu yang tidak dapat tertutup sehingga membahayakan penumpang.

Kereta non AC, kata Jonan, juga rajin rusak karena sudah termakan usia. Akibatnya, sering kali perjalanan kereta secara keseluruhan terganggu atau dibatalkan karena ada kereta ekonomi non AC yang sudah tua menghalangi rel. “Biaya perbaikan kereta ekonomi non AC juga jauh lebih tinggi karena komponennya sudah langka,” kata Jonan.

Berdasarkan catatan PT KAI, pada 2012 terjadi 1.228 pembatalan perjalanan KRL non AC karena gangguan. Selain itu, gangguan KRL non AC mengakibatkan 4.217 perjaanan KRL AC terganggu. Jonan menambahkan, tren angkutan penumpang KRL sudah berubah dalam waktu empat tahun terakhir. Data mereka menunjukkan, penumpang KRL non AC semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2009, jumlah penumpang KRL non AC berjumlah 86,6 juta. Pada 2010 angka turun menjadi 69,3 juta. Pada 2011 kembali turun menjadi 56 juta dan pada 2012 menjadi 46,5 juta. Sebaliknya, jumlah penumpang KRL AC malah semakin meningkat. Pada 2009, jumlah penumpang KRL AC berjumlah 43,9 juta, pada 2010 meningkat menjadi 54,5 juta, pada 2011 kembali naik jadi 65 juta, dan pada 2012 kembali meningkat menjadi 87,5 juta penumpang.

Jonan mengatakan, tren penumpang KRL tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyenangi penggunaan moda transportasi KRL AC dari pada KRL non AC. “Pekerja luar Jakarta yang ingin ke Jakarta lebih memilih KRL AC karena lebih terjamin ketepatan waktunya, serta jauh lebih aman dan nyaman, walau mereka harus membayar lebih mahal,” kata Jonan.