depo kereta (1)Meningkatnya kebutuhan  transportasi kereta api membuat pemerintah, melalui Direktorat Perkeretaapian Nasional, Kementerian Perhubungan harus menambah jalur baru. Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan jalur rel baru sepanjang  12.100 kilometer (km) sampai tahun 2030 mendatang.

Pembangunan jaringan kereta api tersebut dibagi di lima pulau di Indonesia, yaitu: di Jawa dengan target pembangunan jaringan rel sepanjang  6.800 km, pulau Sumatera sepanjang 2.900 km, Kalimantan 1400 km, Sulawesi 500 km dan di pulau Papua sepanjang 500 km.

Jaringan kereta api antarkota di Pulau Jawa difokuskan untuk mendukung layanan angkutan penumpang dan barang, sedangkan jaringan kereta api antarkota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua difokuskan untuk mendukung layanan angkutan barang. Adapun strategi pengembangan jaringan kereta api perkotaan sepenuhnya difokuskan untuk layanan angkutan (urban transport).

“Perkeretaapian nasional diprediksi memiliki pangsa pasar penumpang 11%-13% dan barang sebesar 15%-17% dari total pangsa pasar transportasi nasional di 2030,” kata E.E. Mangindaan, Menteri Perhubungan. Pembangunan jaringan kereta api nasional ini sejalan juga dengan UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian dan UU 17 tahun 2004 tentang ratifikasi Protocol Kyoto, beserta kebijakan pemerintah untuk mengurangi polusi pada Maret 2011.

Pengembangan Jalur kereta Api di Sumatera

Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera adalah mewujudkan Trans Sumatera Railways dan menghubungkan jalur kereta api yang sudah ada yaitu di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung menjadi jaringan jalur kereta api yang saling terhubung.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, kemenhub akan membangun secara bertahap jalur dan layanan perkeretaapian yang meliputi: Pertama, pembangunan jaringan dan layanan kereta api antarkota. Lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas: Besitang – Banda Aceh, Duri – Pekanbaru – Muaro, Teluk Kuantan – Muaro Bingo, Betung – Simpang, Simpang – Tanjung Api-api, KM3 – Bankauheni, Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi, termasuk Iintas Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati, Shortcut Tanjung Enim – Baturaja, Shortcut Rejosari – Tarahan, shortcut Solok – Padang.

Sedangkan Lintas utama dengan prioritas sedang pada lintas: Rantau Prapat – Duri – Dumai, Jambi – Betung. Lintas utama dengan prioritas rendah pada lintas: Kota Padang – Bengkulu, Bengkulu – Padang, Sibolga – Padang Sidempuan – Rantauprapat, Pekanbaru – Jambi dan Muaro – Teluk Kuantan – Rengat – Kuala Enok.

Kedua, pengambangan jaringan dan layanan kereta api regional yang meliputi Iintas: Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo), Patungraya (Palembang, Betung, Indralaya, Kayu Agung). Ketiga,  pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu meliputi kota: Medan, Pekanbaru, Padang, Pelembang, Bandar Lampung dan Batam. Empat, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu: Kualanamu (Medan), Minangkabau (Padang), SM Badarrudin (Palembang) dan Hang Nadim (Batam). Kelima,  pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Lhokseumawe (NAD), Belawan (Sumatera Utara), Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Sumatera Barat) , Panjang (Lampung). Dan keenam, pengembangan Jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Interkoneksi) dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Pengembangan Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Sasaran pengembangan kereta api di Pulau Jawa adalah mengoptimalkan jaringan yang ada melalui program peningkatan, rehabilitasi, revitalisasi serta peningkatan kapasitas lintas melalui pembangunan jalur ganda dan shortcut.

Pengembangan Jaringan dan layanan perkeretaapian dilakukan secara bertahap yang meliputi: pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota, meliputi pembangunan jalur baru termasuk jalur ganda (double track) dan shortcut seperti : jalur ganda lintas utara (Cirebon – Semarang – Bojonegoro – Surabaya), jalur ganda lintas selatan (Cirebon – Prupuk – Purwokerto – Kroya – Kutoarjo – Solo – Madiun – Surabaya), jalur ganda Surabaya – Jember – Banyuwangi dan Bangil – Malang – Blitar – Kerosono, pembangunan jalur baru lintas Sidoarjo – Tulangan – Gunung Gangsir, pembangunan shortcut Parungpanjang – Citayam – Nambo – Cikarang – Tanjungpriok, shortcut Cibungur – Tanjungrasa, shortcut Lebeng – Kalisabuk.

Kedua, pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional pada kota-kota aglomerasi seperti : Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,Bekasi, Depok, Tangerang), Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang), Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi), Gerbangkertosusilo (Gersik, Bangkalan, Mojokerjo, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Ketiga, pengembangan dan layanan kereta api perkotaan, meliputi kota: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Jogjakarta dan Malang.

Keempat, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara, meliputi : Soekarno – Hatta (Jakarta), Adi Sucipto (Jogjakarta), Adi Sumarmo (Solo), Juanda (Surabaya), Kertajati (Jawa Barat) dan Ahmad Yani (Semarang). Kelima, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Tanjungpriok (OKI Jakarta), Cirebon (Jawa Barat), Tanjung Perak (Jawa Timur), Tanjung Emas (Jawa Tengah), Bojonegara (Banten), pembangunan jalur KA pelebuhan lintas Karawang – Cilamaya.

Sedangkan keenam adalah pengembangan jaringan dan layanan kereta api cepat (High Speed Train) pada lintas : Merak – Jakarta – Cirebon – Semarang – Surabaya – Banyuwangi. Ketujuh, peningkatan kapasitas jaringan kereta api melalui pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi meliputi lintas: Ouri – Tangerang, Serpong – Maja -Rangkasbitung – Merak, Manggarai – Jatinegara – Bekasi – Cikarang, Padalarang – Bandung – Cicalengka. Elektrifikasi lintas Kutoarjo – Jogjakarta – Solo. Kedelapan, Revitalisasi jalur KA meliputi lintas: Sukabumi – Cianjur – Padalarang, Cicalengka – Jatinangor – Tanjungsari, Cirebon – Kadipaten, Banjar – Cijulang, Purwokerto – Wonosobo, Semarang – Demak – Juana – Rembang, Kedungjati – Ambarawa, Jombang – Babat – Tuban, Kalisat – Panarukan, Madiun – Siahung dan Sidoarjo – Tulangan – Tarik. Selain itu, Kementerian Perhubungan juga akan mengembangkan layanan kereta api perintis.

Pengembangan Jalur Kereta Api di Pulau Kalimantan

Pengembangan jalur kereta api di Pulau Kalimantan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pergerakan barang dan merangsang pertumbuhan wilayah dengan koridor selatan dan tengah, khususnya untuk angkutan batubara.

Pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian di Kalimantan meliputi: pertama, pengembangan jaringan dana layanan kereta api antarkota. Pembangunan jalur lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas: Banjarmasin – Balikpapan – Samarinda – Bontang – Tenggarong – Kotabangun, Banjarmasin – Palangkaraya, Pontianak – Mempawah – Singkawang. Pembangunan jalur dengan lintas potensi batubara: Puruk Cahu – Bangkuang, Bangkuang – Lupak Dalam, Kudangan – Kumai, Muara Wahau – Lubuk Tutung, Bontang – Sangkulirang – Tanjung Redep, Tanjung Barabai Martapura – Banjarmasin, Tanjung – Buntok – Muara Teweh.

Kedua, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Samarinda dan Balikpapan (Kalimantan Timur).

Proyek kereta api di Kalimantan diperkirakan menelan biaya Rp 52 triliun. “Untuk di Kabupaten Kutai Timur, biayanya diperkirakan Rp 11 triliun,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Anggoro Budi Wiryawan, beberapa waktu yang lalu.  Untuk lintasan kereta api dari Muara Tuhup hingga Balikpapan diperlukan biaya Rp 11 triliun. Sedangkan pembangunan perkeretaapian di Kalimantan Tengah memerlukan Rp 30 triliun.

Anggoro menjelaskan, jalur kereta api khusus dari Muara Wahau-Lubuk Tutung, Kutai Timur, akan mulai dibangun pada kuartal pertama 2014. Saat ini lelang sedang berjalan. Pembebasan lahan juga telah berjalan hingga 90 persen. Nantinya jalur kereta api sepanjang 120 kilometer itu akan digunakan buat mengangkut batu bara dengan kapasitas 15 juta ton per tahun. Dana pembangunan bersumber dari investasi PT Trans Kutai Kencana.

Sedangkan dana pembangunan jalur kereta api Muara Tuhup-Balikpapan berasal dari investor asal Rusia, Kalimantan Rail PTE Ltd. Anggoro menyebutkan pembebasan lahan untuk jalur kereta sepanjang 160 kilometer itu sudah selesai dilakukan. Rencananya, pembangunan sudah bisa dilakukan pada kuartal pertama 2014 dan selanjutnya mulai beroperasi pada 2017. Sedangkan pembangunan perkeretaapian di Kalimantan Tengah masih dalam proses persiapan lanjutan pelelangan. Nantinya kereta api dengan muatan 49,7 juta ton per tahun itu akan melewati lintasan sepanjang 424 kilometer.

Pengembangan Jalur Kereta Api di Pulau Sulawesi

Pembangunan  jalur kereta api di Pulau Sulawesi dimaksudkan untuk menghubungkan wilayah/kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan barang atau produk komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi, dengan penggunaan energi yang rendah dan mendukung pengembangan kota terpadu melalui pengintegrasian kota-kota di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan.

Pembangunan jalur kereta api di Sulawesi dilakukan secara bertahap, yang meliputi: pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota terutama pada Iintas dengan prioritas tinggi meliputi : Makasar – Parepare, Parepare – Makasar – Takalar – Bulukumba, Manado – Bitung – Gorontalo. Kedua, pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional yaitu meliputi lintas: Mamminasata (Makasar, Maros, Sungguminasa, Takalar). Ketiga, pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu meliputi kota: Makasar dan Manado.

Keempat, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu: Hasanudin (Makasar). Dan kelima, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Soekarno-Hatta (Sulawesi Selatan) dan Bitung (Sulawesi Utara).

Kementerian Perhubungan mengharapkan proyek kereta api trans Sulawesi mulai dilaksanakan pada 2014. Kajian pembangunan kereta trans Sulawesi rampung tahun ini. Kadishub Sulawesi Selatan (Sulsel), Masykur A Sulthan mengatakan, saat ini kajian masih diperlukan untuk menentukan sistem jaringan yang akan digunakan. Meski demikian, diperkirakan akan menggunakan sistem teknologi kereta api Korea Selatan yang mengadopsi kelas menengah. Kereta api trans Sulawesi ini akan menghubungkan semua wilayah di Sulawesi. Jalur pertama yang dibangun selanjutnya adalah kawasan yang cepat berkembang, yakni Makassar dan Pare-Pare di jalur pantai barat.

“Sebelum lahan untuk jalur kereta Makassar-Parepare dibebaskan, tim terpadu pemerintah pusat dan pemerintah Sulsel akan menetapkan jaringan dari pelabuhan Soekarno Hatta-Makassar hingga pelabuhan Nusantara Pare-Pare,” ujar Masykur beberapa waktu yang lalu.

Jalur trans Sulawesi memiliki panjang sekitar 2.000 kilometer (km). Sesuai dengan studi detail engineering design dibutuhkan dana sekitar Rp 30 trilun. Jika Proyek ini selesai, diharapkan akan mempercepat arus barang dan arus orang di Pulau Sulawesi.  “kami optimis 2014 sudah dimulai, apalagi dengan adanya permintaan dari pemerintah pusat,” ujarnya.

Pengembangan Jalur Kereta Api di Pulau Papua

Pembangunan jalur kereta api di Papua dimaksudkan untuk menghubungkan wilayah/kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan/atau angkutan barang hasil tambang, perkebunan dan pertanian.

Pembangunan dilakukan secara bertahap, meliputi: pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota pada lintas Manokwari – Nabire. Kedua, pngembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan yaitu di Manokwari (Papua Barat).

Pembangunan Jalur Kereta Api di Bali dan Madura

Pembangunan jalur kereta api di Pulau Bali dimkasudkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat serta mendukung program pariwisata. Pengembangan jarlngan dan layanan perkeretaapian di Pulau Dewata meliputi; pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan pusat destinasi pariwisata. Kedua, pengembangan dan layanan kereta api perkotaan di kota Denpasar. Dan ketiga pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan Bandara Ngurah Rai.

Sementara itu pengembangan jalur kereta api di Pulau Madura untuk mengoptimalkan jaringan yang sudah ada melalui program peningkatan, rehabilitasi dan revitalisasi guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat. Kemenhub ingin mengembangkan jaringan dan layanan kereta api antarkota termasuk menghidupkan kembali jalur kereta api yang menghubungkan Kamal – Sumenep.